Jakarta, 24 Agustus 2025 — Menjelang Senin, 25 Agustus 2025, jagat maya diramaikan seruan aksi besar di depan Gedung DPR RI dengan tuntutan ekstrem “bubarkan DPR”. Poster digital dan ajakan tersebar di X, TikTok, hingga grup pesan; namun penelusuran media menunjukkan penanggung jawab aksi tidak jelas, sementara organisasi besar justru menyatakan tidak ikut pada tanggal tersebut.
Sikap DPR: Ketua DPR Puan Maharani menegaskan pintu DPR terbuka untuk menyerap aspirasi. Ia mengarahkan agar aspirasi disalurkan melalui badan/alat kelengkapan DPR yang memang disiapkan—seraya menepis kabar kenaikan gaji anggota DPR, isu yang ikut memanaskan percakapan publik.
Di sisi lain, Ahmad Sahroni (Wakil Ketua Komisi III DPR) merespons keras ajakan “bubarkan DPR”. Ia menyebut seruan itu keliru dan tidak berdasar, memicu perdebatan baru di media sosial soal batas antara kebebasan berpendapat dan ujaran yang menyesatkan.
Fakta lapangan & klarifikasi organisasi: Liputan penelusuran dan kanal cek-fakta lokal menilai seruan 25/8 lebih banyak gaung digital ketimbang konsolidasi nyata. BEM SI Kerakyatan memastikan tidak ada aksi di tanggal itu (mereka sudah aksi 21/8), sementara Partai Buruh/KSPI justru mengumumkan aksi nasional pada 28 Agustus (tuntutan: kenaikan UMP 8,5–10,5%, penghapusan outsourcing, dlsb.) di titik-titik seperti DPR dan Istana.
Isu pemantik: Narasi kemarahan warganet antara lain dipicu perdebatan tunjangan perumahan bagi anggota DPR. DPR menjelaskan tak ada kenaikan gaji pokok dan menyatakan tunjangan adalah skema pengganti fasilitas rumah dinas. Percakapan medsos bahkan menyelipkan “tips” antisipasi gas air mata—cerminan eskalasi emosi online yang belum tentu berbanding lurus dengan mobilisasi riil.
-
Pimpinan DPR (Puan): “Aspirasi akan diterima; DPR terbuka berdialog. Tidak ada kenaikan gaji DPR.
-
Wakil pimpinan alat kelengkapan DPR (Ahmad Sahroni): Mengkritik keras seruan “bubarkan DPR”, menyebutnya keliru/menyesatkan.
-
Organisasi mahasiswa/serikat: BEM SI Kerakyatan tak ikut 25/8; Partai Buruh/KSPI turun 28/8 dengan paket tuntutan ketenagakerjaan.
-
Media & cek-fakta lokal: Ajakan 25/8 minim struktur komando; sebagian dinilai sebatas viral.
“Suara jalanan vs suara linimasa”
-
Linimasa (X/TikTok/WA): Tagar dan poster “25 Agustus” viral; ada unggahan yang menganjurkan pakai plastik/polybag sebagai pelindung gas air mata—dipandang banyak pihak sebagai peringatan soal potensi risiko keselamatan dan juga indikasi ajakan yang tak bertanggung jawab.
-
Lapangan (yang terkonfirmasi): Aksi buruh 28/8 memiliki struktur, rute, dan tuntutan jelas (UMP, outsourcing). Untuk 25/8, hingga tulisan ini dibuat, belum ada rilis resmi korlap besar.