Senin, 06 Oktober 2025 – Dua pemain besar SPBU swasta—PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan BP-AKR / APR—memutuskan tidak lanjut menyerap pasokan BBM impor yang difasilitasi Pertamina setelah muncul temuan kandungan etanol pada sample base fuel impor. Keputusan mendadak ini memunculkan pertanyaan tentang kualitas impor, koordinasi antarbadan usaha, dan apakah langkah ini akan berdampak pada pasokan BBM untuk konsumen.
-
Vivo dan BP semula sempat sepakat menyerap sebagian dari kargo BBM impor Pertamina, termasuk kesepakatan awal Vivo untuk membeli 40.000 barel dari 100.000 barel kargo. Namun belakangan Vivo membatalkan pembelian 40.000 barel setelah hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kandungan etanol sekitar 3,5% dalam base fuel. Keputusan serupa diambil BP-AKR dan APR.
-
Pernyataan resmi Pertamina menyebut bahwa kasus ini ditindaklanjuti lewat pembahasan teknis lebih lanjut antara Pertamina, Vivo, BP/APR dan pihak terkait—artinya proses negosiasi belum berakhir dan masih ada peluang kerja sama yang diperbaiki.
-
Media nasional menyorot bahwa meski kadar etanol tersebut secara teknis masih di bawah atau sesuai beberapa aturan, ketidakcocokan spesifikasi dengan kebutuhan setia SPBU swasta menjadi alasan penundaan/penolakan. Kejadian ini memicu kekhawatiran soal transparansi uji mutu dan kontrol kualitas impor.
(Perlu dicatat: laporan media berbeda-beda pada detail angka; pembaca disarankan melihat rilis resmi setiap pihak untuk verifikasi.)
Kandungan aditif seperti etanol atau bio-komponen dalam base fuel bisa memengaruhi:
-
kompatibilitas mesin kendaraan tertentu,
-
sertifikasi/spek teknis yang diminta oleh pengelola SPBU swasta, dan
-
garansi / risiko korosi bila tidak sesuai standar operator.
Karena Vivo dan BP mewakili jaringan SPBU yang harus menjaga kualitas layanan untuk pelanggan, temuan laboratorium yang berbeda kecil pun bisa menjadi alasan menunda serapan sambil menuntut klarifikasi teknis dan jaminan mutu.
-
Pertamina / Pertamina Patra Niaga: Mendorong dialog dan menegaskan akan menindaklanjuti pembicaraan teknis agar kerja sama impor dapat berjalan lancar jika kondisi teknis terpenuhi. Pertamina juga menegaskan bahwa proses pengiriman kargo tetap berlangsung sesuai jadwal pengapalan.
-
Vivo & BP/APR: Memutuskan batal menyerap pada tahap tertentu — langkah ini dipublikasikan oleh media dan pernyataan perwakilan pelaku usaha (via rapat DPR dan pernyataan media). Mereka menekankan pentingnya kepastian mutu sebelum menyalurkan ke jaringan SPBU.
-
Pemerintah / ESDM: Pernyataan terkait sinkronisasi impor menyebut tidak ada pembelian BBM tambahan di luar kesepakatan, dan semua pihak diimbau berkoordinasi agar pasokan tetap aman.