Jakarta,Halokalbar.com
Hingga saat ini,berdasarkan informasi yang di himpun oleh tim Halokalbar.com bahwa Omicron baru BA.4 dan BA.5 di Indonesia semakin bertambah. Berdasarkan catatan pemerintah, ada delapan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang tersebar di Jakarta dan Bali.
Dan tidak hanya itu berdasarkan berita yang di lansir oleh CNBC Indonesia pada 12 Juni 2022 di jakarta di temukanya beberapa khasus dan mengeluhkan sesak nafas.
Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan dan juga sebagai Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Menyampaiakan bahwa salah satu pasien mengalami gejala Covid-19 sedang yakni mengeluhkan sesak napas, sementara pasien lainnya hanya mengalami gejala Covid-19 ringan.
“Ini satu-satunya (pasien) yang gejalanya lebih berat. Ada batuk, sesak napas, sakit kepala, lemah, mual, muntah, nyeri abdomen,” Ujar Erlina, Minggu 12 juni 2022 saat Halokalbar.com mengutip langsung dari CNBC Indonesia
Lebih lanjut Erliana menyebutkan bahwa, Pasien tersebut dikabarkan baru mendapatkan dua dosis vaksin jenis Sinovac. Pasien terakhir menerima vaksinasi pada 7 Mei 2021 tahun lalu.
“Ada dua kemungkinan bahwa mungkin BA.5 ini replikasinya banyak di saluran napas bawah dibandingkan Omicron yang BA.1 dan BA.2, yang replikasinya di luar saluran napas, bisa jadi juga karena penyakit lain mungkin asma ini perempuan masih muda,” tutur Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) .
Berikut laporan lengkap kasus varian Omicron BA.4 dan BA.5
Bali
1. Kasus Omicron BA.4 (Laki-laki 27 tahun): tidak bergejala, sudah divaksin dua dosis Pfizer;
2. Kasus Omicron BA.5 (Laki laki 45 tahun): tidak bergejala, sudah tiga kali vaksin J&J;
3. Kasus Omicron BA.5 (Laki-laki 57 tahun): sakit tenggorokan, badan pegal, sudah empat kali vaksin Pfizer;
4. Kasus Omicron BA.5 (Laki-laki 34 tahun): tidak bergejala, tiga kali vaksin (dua dosis astrazeneca dan 1 dosis J&J;)
DKI Jakarta
1. Kasus transmisi lokal BA.5 (Perempuan 20 tahun): gejala sedang ada sesak napas, dua kali divaksinasi Sinovac, belum booster;
2. Kasus transmisi lokal BA.5 (Perempuan 40 tahun): tidak ada gejala, sudah dua kali vaksin Sinovac, dan 1 vaksin AstraZeneca;
3. Kasus transmisi lokal BA.5 (Laki-laki 22 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, belum di-booster;
4. Kasus PPLN (Laki-laki 30 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, satu kali vaksin Moderna.
Sumber : Tim / jkn