Belut, si ikan tanpa sisik yang hidup di lumpur dan rawa, selama ini sering dianggap biasa saja. Tapi siapa sangka, di balik tubuhnya yang licin dan liukan khasnya, tersembunyi potensi ekonomi bernilai tinggi. Dengan nilai ekspor yang menembus belasan juta dolar tiap tahun, belut menjelma sebagai salah satu komoditas air tawar Indonesia yang paling diminati di pasar global. Tak hanya ke Cina, permintaan tinggi juga datang dari Jepang, Korea, hingga Amerika. Dan yang lebih menarik—belut bisa dibudidayakan bahkan dari halaman rumah.
1. Manfaat Belut bagi Kesehatan
Menurut sumber medis terpercaya, 100 g belut tawar menyediakan sekitar 14‑15 g protein, sejumlah vitamin A, D, B‑kompleks, mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi, serta omega‑3 yang penting untuk jantung dan fungsi otak.
Secara spesifik:
-
Menambah energi dan stamina, serta meningkatkan sistem imun berkat kandungan protein dan selenium/zinc.Mencegah anemia, karena folat, vitamin B12, dan zat besi membantu pembentukan sel darah merah.
-
Memperkuat tulang dan gigi, berkat vitamin D, kalsium, dan fosfor.
-
Meningkatkan fungsi otak dan memori, ditunjang omega‑3, vitamin B1 & B6, kolin.
-
Melancarkan pencernaan, mineral seperti magnesium membantu memperlancar pergerakan usus.
2. Jenis Belut dan yang Cocok untuk Budidaya
Jenis utama budidaya di Indonesia adalah belut sawah (Monopterus albus). Ini lebih mudah dikembangbiakkan dan menjadi sumber protein lokal tradisional, terutama di Kalimantan dan Sulawesi.
Ada juga varietas “belut rawa super” yang dibudidayakan secara intensif, misalnya di Yogya.
Monopterus albus sangat ideal untuk usaha kecil menengah (UKM) karena rendah biaya, mudah adaptasi, dan sudah terbukti diolah menjadi produk pangan maupun obat tradisional.
3. Cara Beternak Belut (Budidaya)
Skema Budidaya:
-
Persiapan media: kolam tanah/lumpur (sekitar 5–15 cm lumpur + pupuk kandang/kompos) atau drum/ember/terpal dengan air bersih sekitar 5 cm di atas media organik.
-
Penebaran bibit: gunakan benih berkualitas (panjang 10–15 cm, sehat, seragam), sekitar 50–75 kg/m² di media drum/kolam.
-
Pakan: cacing tanah, keong, udang kecil, masalah pellet — sebagai pakan protein alami dan lingkungan mendukung pertumbuhan.
-
Perawatan rutin: kontrol kualitas air, buang kotoran, cek penyakit, beri pakan berkala, fermentasi media jika perlu.
-
Panen: umumnya setelah 3–4 bulan pertumbuhan untuk belut sawah; jangka waktu may vary tergantung media dan intensitas pemeliharaan.
4. Peluang Sukses Usaha Peternakan Belut di Sanggau
-
Sanggau (Kalimantan Barat) termasuk kawasan potensi tinggi belut karena iklim tropis dan ada produksi liar belut sawah. Belut kualitas ekspor sering berasal dari Kalimantan Selatan, tapi konsep budidaya bisa direplikasi di Sanggau.
-
Usaha belut relatif modal rendah, risiko penyakit bisa dikendalikan, dan pasar ekspor terbuka luas.
-
Jika bibit, pakan, teknis produksi dan akses pasar baik, peluang sukses usaha belut di Sanggau cukup tinggi — misalnya ROI dalam satu siklus 3–4 bulan.
-
Tantangan: kebutuhan akses pembibitan, pelatihan teknis, kepatuhan regulasi keamanan pangan dan ekspor (SPS).
5. Distribusi & Persentase Ekspor Belut Indonesia (2023)
-
Ekspor belut hidup total senilai US$ 1,43 juta (sekitar 755 ton).
-
Cina: ~US$ 1,40 juta (≈98 %)
-
Vietnam: ~US$ 32.400 (≈2 %)
-
-
Ekspor belut beku mencapai US$ 2,88 juta, terbanyak ke Cina (US$ 2,15 juta), disusul Hong Kong (US$ 668 rb) dan Thailand (US$ 41 rb).
-
Secara global, total ekspor “live eels (Anguilla spp.)” pada 2023 mencapai lebih dari US$ 523 juta, dengan komposisi pasar:
-
Cina: 54 % (≈US$ 283 juta)
-
Hong Kong: 18,4 % (~US$ 96,7 juta)
-
Kanada: ≈9,4 % (~US$ 49,2 juta)
-
AS: ≈4,8 % (~US$ 25 juta)
-
Perancis & Belanda: masing‑masing sekitar 4–2,5 %.
-
-
Dalam pasar impor global, negara Jepang menjadi importir terbesar dengan ≅53 % dari keseluruhan impor belut dunia (US$ 364 juta), diikuti oleh Cina (26 %) dan Hong Kong (12,3 %).
Kesimpulan: Pasar utama belut Indonesia masih didominasi oleh Cina dan Hong Kong, sementara untuk ukuran global pangsa permintaan terbesar hadir dari Jepang, Cina, Hong Kong, Kanada, dan AS.
6. Peluang Usaha & Strategi Ekspor
-
Dengan pasar global seputar Cina, Hong Kong, Jepang, AS, peluang ekspor membuka potensi keuntungan signifikan.
-
Strategi penting:
-
Fokus pada bentuk produk live atau beku, karena daya saing ekspor segar masih rendah menurut analisis daya saing internasional.
-
Bangun relasi dengan importer utama di Jepang dan Cina.
-
Sertifikasi, kualitas kontinyu, serta diversifikasi (segar + beku/olahan).
-
📚 Daftar Referensi
-
Data ekspor live eel Indonesia 2023 (ke Cina & negara lain) wits.worldbank.org
-
Ekspor eel beku (frozen) Indonesia 2023 ke Cina, Hong Kong, Thailand oec.world
-
Statistik global live eel ekspor dan impor 2023 (Cina, Hong Kong, Kanada, AS, Jepang) trendeconomy.com
-
Kandungan gizi eel Indonesia species Anguilla dan Monopterus ResearchGateWikipedia
-
Daya saing ekspor eel hidup dan beku Indonesia di pasar internasional ResearchGate