Puluhan Negara Desak: Israel Buka Akses Bantuan ke Gaza—PBB Peringatkan Kelaparan Makin Parah

Internasional, 13 Agustus 2025 — Tekanan internasional terhadap Israel kembali menguat. Sebanyak 24–27 negara sekutu Barat dan Asia menyerukan agar akses penuh dan permanen bagi PBB serta organisasi kemanusiaan segera dibuka ke Jalur Gaza, menyusul lonjakan kematian akibat kelaparan dan krisis gizi akut yang kian memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Seruan bersama itu dirilis pada Selasa, 12 Agustus 2025, menilai langkah-langkah yang ada selama ini “jauh dari cukup.”

Fakta utama yang perlu Anda tahu

  • Seruan 24–27 negara. Menlu dari Inggris, Kanada, Australia, Jepang, dan sejumlah anggota Uni Eropa meminta Israel mengizinkan tanpa hambatan masuknya pangan, air, obat, bahan bakar, serta perlindungan bagi staf kemanusiaan—dan memanfaatkan semua jalur serta perlintasan yang ada. Israel menolak tudingan menjadi penyebab kelaparan dan menuding gangguan terjadi di tingkat distribusi oleh Hamas, namun para sekutu menilai langkah Israel masih tidak memadai.

  • Angka kematian meningkat tajam. Laporan terbaru menyebut sedikitnya 227 kematian terkait kelaparan sejak perang dimulai—166 di antaranya terjadi dalam enam pekan terakhir, banyak di antaranya anak-anak. Situasi distribusi juga mematikan: ratusan tewas dan ribuan luka saat berebut bantuan atau akibat penembakan di sekitar konvoi. WHO memperingatkan tanpa akses luas, lebih banyak nyawa akan hilang.

  • Akses yang tersendat di lapangan. Badan-badan PBB mencatat adanya pembatasan, penutupan berkala, clearance bea cukai baru, hingga pelarangan sebagian pergerakan tenaga kemanusiaan. Meski ada pengumuman “tactical pauses” serta pengambilan muatan dari Zikim dan Kerem Shalom, volume dan jangkauan distribusi masih jauh di bawah kebutuhan.

Apa kata lembaga kemanusiaan?

  • OCHA (PBB) melaporkan pada 20 Juli–2 Agustus mitra pangan kembali mengambil kargo dari Zikim (utara Gaza) dan Kerem Shalom (selatan). Namun ini tidak berarti akses lancar; pergerakan tetap sangat terbatas dan tidak menjangkau populasi luas yang membutuhkan.

  • UNRWA mencatat dari 72 rencana pergerakan bantuan terkoordinasi pada 30 Juli–5 Agustus, hanya sebagian kecil yang terealisasi. Hal ini memperkuat temuan bahwa jalur bantuan masih kerap diblokir/terhambat di berbagai titik.

  • Pakar HAM PBB pada 7 Agustus menyerukan Israel memulihkan sistem bantuan PBB di Gaza untuk mencegah kelaparan meluas.

Posisi Israel & respons lapangan

Pihak Israel berargumen bahwa gangguan distribusi dan penjarahan di dalam Gaza merupakan faktor utama minimnya jangkauan bantuan, seraya menunjuk beberapa langkah pengawalan rute dan jeda taktis. Namun uni negara-negara donor menilai upaya tersebut tidak cukup untuk membalikkan tren kelaparan dan mendesak pembukaan total akses bagi konvoi PBB/NGO lintas perbatasan. Di lapangan, laporan media dan organisasi kemanusiaan menggambarkan arus truk yang “menetes” serta pembatasan operasional yang membuat bantuan tidak sampai ke warga terdampak.

Mengapa ini krusial sekarang?

  • Lonjakan kematian dalam 6 pekan terakhir menunjukkan krisis kian akut—indikasi bahwa hambatan akses bukan sekadar administratif, melainkan berdampak langsung pada nyawa.

  • Musim panas di Gaza memperparah risiko dehidrasi dan penyakit, sementara fasilitas kesehatan melaporkan antrean anak-anak malnutrisi akut. WHO memperingatkan kematian akan bertambah jika akses tidak segera dibuka luas dan aman.

Bagikan
Exit mobile version