Peta ‘Israel Raya’ Mengejutkan: Yordania, Mesir, hingga Arab Saudi Masuk Daftar Klaim Ekspansi

Internasional, 14 Agustus 2025 — Peta kontroversial tentang visi geopolitik yang disebut “Israel Raya” kembali mengundang kecaman keras dari negara-negara Arab. Peta ini tidak hanya mencakup wilayah Palestina dan Tepi Barat, tetapi juga Yordania, Lebanon, Mesir, Suriah, Irak, bahkan sebagian wilayah Arab Saudi — membangkitkan kekhawatiran mengenai ambisi ekspansionis radikal di Timur Tengah.

1. Peta Israel Raya: Interpretasi Ekstrem dengan Citra “Dari Nil ke Efrat”

Beberapa politikus Israel sayap kanan, termasuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, telah terbuka menyatakan bahwa batas masa depan negara Yahudi ini mencakup wilayah-wilayah di Yordania, Irak, Suriah, Mesir, dan bahkan Arab Saudi. Smotrich bahkan merujuk pada teks agama yang mengatakan “Yerusalem akan meluas hingga Damaskus”. 
Peta yang merefleksikan gagasan ini secara simbolik sering disebut sebagai “Greater Israel” — konsep irredentis yang pernah muncul dalam diskusi ideologis dan biblikal sebelumnya.

2. Reaksi Dunia Arab: Tegas dan Serentak

Reaksi internasional datang cepat dan lantang. Yang terbaru, Arab Saudi menyatakan penolakannya secara resmi terhadap peta ekspansi tersebut, bersama Qatar dan UEA yang menyebutnya provokasi serius terhadap kedaulatan negara-negara tetangga.

Sejarah panjang ide “Tanah Perjanjian” (Promised Land) memang menyebut wilayah dari sungai Nil hingga Efrat—sebuah tafsiran biblikal yang digunakan sebagian kelompok Zionis ekstremis. Namun kecil kemungkinan arah kebijakan resmi Israel hingga ke sana, apalagi diakui secara internasional. 
Rencana aneksasi yang lebih konkrit justru menyorot isu-isu lebih dekat, seperti West Bank dan Lembah Yordan, yang telah ditentang secara luas karena dianggap melanggar hukum internasional.

4. Gambaran Dunia Maya: Reaksi Kekhawatiran dari Publik Internasional

Dalam forum-forum online, pengguna Reddit dari Timur Tengah dan Barat mengungkapkan ketakutan mendalam terhadap implikasi politik dan demografis skenario ini. Seorang pengguna mengingat percakapan tentang “Greater Israel” yang dulu dianggap teori konspirasi, kini tampak nyata dan mengancam masa depan negara-negara Arab.

Bagikan
Exit mobile version