Kelaparan di Gaza Makin Parah: Anak-anak Tewas, Air Kotor, dan Blokade yang Tak Kunjung Usai

Gaza, 15 Agustus 2025 — Situasi di Jalur Gaza semakin mengerikan. Krisis pangan sudah mencapai ambang kelaparan total, anak-anak pertama sudah meninggal karena malnutrisi parah, dan warga terpaksa minum air yang bisa membunuh. Sementara dunia menyoroti, bantuan masih tertahan dan warga sendiri merasa dikhianati.


Korban Kelaparan: Lebih Banyak Jiwa Tumbang Setiap Hari

  • Militan blokade Israel menelan korban nyawa: Dalam 24 jam terakhir dilaporkan 6 orang—termasuk anak—meninggal akibat kelaparan di Gaza.

  • LOD video suram UNRWA: “Keluarga, kawasan, dan satu generasi sedang dihapuskan,” demikian pernyataan media sosial PBB.

  • Data layak gemetar: Lebih dari 500.000 orang berada di ambang kelaparan, hampir seperempat populasi, sementara sisanya berada di tingkat darurat imun pangan.

  • WHO: Krisis tak bisa dibenarkan lagi: Dalam tujuh hari terakhir, tercatat 63 kematian terkait malnutrisi, termasuk 24 anak di bawah lima tahun, memicu sistem kesehatan yang benar-benar kolaps.


Air Kotor: Rasan Mengancam Jiwa

  • Warga minum air tercemar: Di kamp Muwasi, penduduk menyeduh air yang jelas berbahaya. Ketika truk tiba terlambat, mereka bahkan terpaksa menenggak air laut.

  • Katastrofe terstruktur: Infrastruktur air dan listrik hancur total—pabrik desalinasi tak bekerja, sumur dan pipa diserang, tenaga listrik hampir lenyap.

  • Akibatnya? Penyakit merebak, terutama bagi anak-anak,” kata tenaga medis terkait lonjakan diare dan penyakit lainnya.


Bantuan Tersendat: Koridor Tertutup, Suara Gereja, Sekali Lagi Seruan Dunia

  • Lebih dari 100 LSM global menyerukan penghentian blokade. Israel dituduh menolak sebanyak 60 permintaan bantuan di bulan Juli, membiarkan lebih dari $4 juta bantuan “parkir” di gudang.

  • 27 negara minta akses penuh ke PBB dan NGO. Seruan internasional makin mendesak agar Gaza segera “dibanjiri” bantuan—tapi realitas di lapangan masih jauh dari itu.

  • Puluhan ribu jiwa mati saat berebut bantuan. Lebih dari 700 orang tewas dan hampir 6.000 terluka di lokasi distribusi bantuan karena chaos dan tembakan.


Respons Israel vs Realita di Tanah Gaza

  • Netanyahu menyangkal krisis ini. Perdana Menteri Israel menyebut laporan tentang kelaparan sebagai propaganda Hamas—“tidak ada orang yang kelaparan,” tegasnya.

  • Tapi data berbicara lain: Ahli menunjukkan bahwa meski bantuan resmi meningkat, banyak anak sudah menderita malnutrisi parah dan butuh perawatan mendesak, bukan sekadar pasokan makanan reguler.


Situasi di Gaza bukan “fantasi kelaparan”—ini kenyataan pahit yang terjadi saat kita bertatap. Anak-anak yang tak pernah pilih konflik kini menjadi pintu tragedi. Jika akses bantuan tak segera dibuka, dan blokade terus dipertahankan—jumlah nyawa terancam tak terhitung jumlahnya.

Bagikan
Exit mobile version