Rumah Politikus Digeruduk: Sahroni Dijarah Massa — Kekhawatiran Aksi Serupa Mengintai Anggota Dewan Lain

Sabtu, 30 Agustus 2025 – Kemarahan publik yang memuncak pasca-insiden 28–29 Agustus 2025 berujung pada pengerusakan dan penjarahan terhadap rumah milik salah satu anggota DPR, Ahmad Sahroni. Peristiwa yang terekam luas di media sosial ini memicu kekhawatiran bahwa rumah atau aset pejabat legislatif lain dapat menjadi sasaran serupa dalam gelombang protes yang masih berlangsung.

Laporan lapangan dari sejumlah media nasional menyebutkan massa bergerak mengerumuni kediaman Sahroni di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Sabtu (30/8). Sejumlah video dan foto yang beredar menampilkan pagar jebol, mobil mewah yang dirusak, serta barang-barang di dalam rumah yang dibawa kabur oleh sebagian orang. Beberapa outlet melaporkan koleksi bernilai seperti mainan koleksi “Bearbrick” turut dijarah.

Kronologi singkat kejadian

Menurut gabungan laporan media (BeritaSatu, Suara.com, Detik, InsertLive), massa mulai berkumpul di depan rumah Sahroni sejak sore hari. Pada pukul 15.00–17.00 WIB, kerumunan dilaporkan berhasil menerobos pagar dan masuk ke area rumah; terlihat beberapa orang membawa keluar barang elektronik dan barang-barang lain yang kemudian diunggah ke platform seperti TikTok, Instagram, dan X. Video pendek yang menjadi viral di YouTube dan X merekam momen amukan itu sehingga segera menyebar ke jaringan nasional.

Pernyataan dan langkah penegak hukum

Hingga penulisan berita ini, Kepolisian Daerah Metro Jaya belum mengeluarkan pernyataan lengkap terkait jumlah tersangka khusus insiden di kediaman Sahroni — namun aparat di lapangan menangkap beberapa orang terkait pengrusakan dan penjarahan di berbagai titik demo pada 29–30 Agustus. Media juga melaporkan adanya pemeriksaan internal terhadap dugaan pelanggaran aparat selama penanganan demonstrasi sebelumnya. (Sumber: rilis kepolisian dan pemantauan liputan lapangan).

Klaim, hoaks, dan verifikasi fakta

Sejumlah potongan video yang beredar mengklaim rumah tertentu “dibakar” atau “adalah milik anggota DPR X” — beberapa klaim itu kemudian diluruskan oleh pemeriksaan faktual oleh media lokal. Contohnya, ada video kebakaran di Bandung yang sempat dikaitkan salah kaprah dengan rumah Sahroni padahal ternyata merupakan aset lain (mess MPR RI). Redaksi menekankan perlunya verifikasi — termasuk memeriksa metadata unggahan, lokasi, dan pernyataan resmi kepolisian atau keluarga — sebelum menyebarkan ulang bukti visual.

Potensi eskalasi: siapa lagi yang terancam?

Sikap publik yang marah tak hanya tertuju pada satu tokoh. Di sejumlah platform—thread X, grup Facebook, dan komentar Instagram—terlihat ancaman kata-kata bahwa pejabat legislatif lain yang dipandang “tidak peka” atau “memiliki gaya hidup mewah” bisa menjadi target serupa. Beberapa akun bahkan mempublikasikan alamat dan foto rumah tokoh publik, sebuah praktik yang dikhawatirkan memicu aksi main hakim sendiri (vigilantism). Redaksi mengingatkan pengikut agar tidak ikut menyebarkan informasi alamat pribadi yang belum terverifikasi karena berpotensi melanggar hukum.

Bagikan
Exit mobile version