Gaza di Ujung Tali: Ultimatum 72 Jam, Hujan Bom Tak Henti

Selasa, 30 September 2025 – Presiden AS Donald Trump memaparkan rencana 20 poin untuk mengakhiri perang — disetujui dengan syarat oleh PM Israel Benjamin Netanyahu — dan memberikan Hamas waktu 3–4 hari untuk menjawab. Sementara itu serangan udara dan operasi darat masih menewaskan puluhan warga sipil, dan krisis kemanusiaan tetap sangat parah, dengan ribuan orang kelaparan dan fasilitas kesehatan nyaris runtuh.


  • Rencana 20 poin AS: Trump memaparkan paket yang mencakup gencatan senjata, pertukaran tahanan/hostage, pelucutan senjata Hamas, dan pembentukan Dewan Perdamaian internasional untuk memimpin transisi di Gaza. Netanyahu menyatakan dukungan dengan beberapa syarat; Hamas mengatakan pihaknya sedang menelaah proposal melalui perantara regional.

  • Ultimatum singkat: Trump memberi peringatan bahwa Hamas punya “3 atau 4 hari” untuk menerima proposal, memperingatkan konsekuensi bila ditolak. Pernyataan ini meningkatkan ketegangan karena serangan tetap berlanjut di lapangan.

  • Serangan dan korban: Laporan harian dari berbagai media internasional dan otoritas kesehatan di Gaza melaporkan puluhan korban jiwa akibat serangan udara dan operasi darat pada pekan terakhir; hingga 30 Sep otoritas Gaza melaporkan angka korban tewas yang sangat tinggi selama konflik.

  • Kondisi kemanusiaan: Organisasi PBB dan badan kemanusiaan memperingatkan bahwa akses bantuan masih sangat terbatas, ribuan pasien kritis menunggu evakuasi, dan ribuan orang dilaporkan meninggal karena kelaparan di beberapa wilayah. UN dan OCHA mendesak gencatan segera untuk memungkinkan akses bantuan.


Warga Gaza menghadapi situasi dua ujung: janji politik internasional yang bergerak cepat di meja-deskus, dan realitas kematian, kehancuran, dan kelaparan di jalanan. Laporan-laporan lapangan menggambarkan rumah-rumah rata dengan tanah, sekolah dan klinik yang hancur, serta ribuan pengungsi yang terus berpindah mencari keamanan — bahkan ketika leaflet evakuasi dan zona aman tidak selalu bisa terlaksana dengan aman.


Suara Internasional dan Tuntutan Kemanusiaan

PBB, badan-badan bantuan, dan kelompok HAM menyerukan penghentian segera permusuhan agar bantuan bisa masuk. Sekretaris-Jenderal PBB menyatakan dukungan pada upaya yang menuju gencatan tetapi mengingatkan bahwa akses aman dan tanpa hambatan untuk bantuan medis, pangan, dan bahan bakar harus menjadi prasyarat. Amnesty dan UN mengingatkan pula soal perlindungan warga sipil dan fasilitas kesehatan.


Beberapa elemen rencana — seperti pelucutan senjata Hamas, pembentukan dewan internasional yang melibatkan figur-figur terkenal, dan tekanan waktu yang singkat — memicu skeptisisme. Analis memperingatkan risiko politik dan keamanan: munculnya militia lokal pro-Israel atau faksi bersenjata lain dapat memperumit implementasi, sementara implementasi yang dipaksakan tanpa jaminan perlindungan sipil berpotensi memperburuk krisis.

Bagikan
Exit mobile version