Jakarta, 12 Agustus 2025, Indonesia kembali dikejutkan oleh peningkatan tajam kasus leptospirosis—penyakit zoonosis yang ditularkan melalui tikus dan lingkungan tercemar—di berbagai wilayah tiap musim hujan. Berikut adalah situasi terkini berdasarkan laporan terbaru dari media nasional dan sumber resmi:
Perkembangan Kasus per Daerah
Jawa Tengah (Jateng)
Provinsi ini mencatat 859 kasus suspek leptospirosis hingga 4 Juli 2025—menjadikannya wilayah dengan angka tertinggi secara nasional. Yogyakarta di urutan kedua dengan 620 kasus suspek; Jawa Timur mencatat 409 kasus, disusul Jawa Barat 160 kasus dan Banten 124 kasus.
Kota Yogyakarta
Dinas Kesehatan melaporkan 19 kasus leptospirosis hingga awal Juli, dengan 6 orang meninggal dunia—fatalitas cukup tinggi karena pasien terlambat ditangani.
Bantul (DI Yogyakarta)
Kasus mencapai 162—tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Belum ada korban meninggal berkat deteksi cepat.
Bondowoso (Jawa Timur)
14 kasus dengan 2 kematian; sebagian besar terlambat ke fasilitas kesehatan.
Kulon Progo (DIY)
8 kasus, 2 kematian, tersebar di Nanggulan dan Girimulyo.

Tulungagung (Jawa Timur)
3 kematian pada awal tahun, semua datang dalam kondisi kritis.
Gorontalo (Sulawesi Utara)
53 kasus dan 4 kematian, wabah pertama di wilayah ini.
Apa Itu Leptospirosis?
Leptospirosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penularan biasanya melalui kontak dengan air, tanah, atau lumpur yang terkontaminasi urin hewan terinfeksi—terutama tikus. Bakteri dapat masuk lewat luka terbuka, selaput lendir mata, hidung, atau mulut, bahkan kulit yang lecet.
Gejala awal sering mirip flu atau demam berdarah:
-
Demam tinggi mendadak
-
Sakit kepala hebat
-
Nyeri otot, terutama di betis dan punggung
-
Mata merah
-
Mual, muntah, atau diare
Jika tidak segera diobati, leptospirosis dapat menyebabkan gagal ginjal, kerusakan hati, meningitis, atau kematian.
Pencegahan bagi Masyarakat
Pakar kesehatan menegaskan bahwa pencegahan lebih efektif daripada pengobatan. Beberapa langkah penting:
-
Jaga kebersihan lingkungan: Buang sampah pada tempatnya, hindari genangan air yang bisa jadi habitat tikus.
-
Gunakan alat pelindung diri: Pakai sepatu bot dan sarung tangan saat bekerja di sawah, selokan, atau area banjir.
-
Tutup luka sebelum beraktivitas: Luka terbuka adalah jalur utama masuknya bakteri.
-
Hindari berenang atau bermain di air banjir.
-
Kontrol populasi tikus: Bersihkan rumah dan gudang secara rutin.
-
Konsumsi makanan dan minuman yang bersih: Pastikan air minum dimasak hingga mendidih.
-
Periksa kesehatan segera jika mengalami demam tinggi setelah kontak dengan lingkungan berisiko.
Lonjakan kasus leptospirosis di berbagai wilayah Indonesia pada 2025 adalah peringatan serius. Fatalitas tinggi di beberapa daerah membuktikan bahwa deteksi dini dan edukasi masyarakat sangat penting. Jika pola musiman dan curah hujan tinggi terus berlanjut, koordinasi antarinstansi menjadi kunci mencegah lebih banyak korban.