Halo KalbarHalo Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Internasional
  • Nasional
  • Politik
  • Peristiwa
  • Kalimantan Barat
    • Bengkayang
    • Kapuas Hulu
    • Kayong Utara
    • Landak
    • Melawi
    • Mempawah
    • Pontianak
    • Sambas
    • Sanggau
    • Sintang
    Kalimantan BaratLebih Banyak
    Menuju Replikasi Desa Anti Korupsi 2025, Inspektorat Sanggau Sosialisasikan Anti Korupsi di Desa Pedalaman
    29 menit lalu
    Peringati Hari Lalu Lintas ke-70, Satlantas Polres Sanggau Ziarah ke Makam Pahlawan
    1 jam lalu
    Wadah ‘Jumat Curhat’, PDKS Minta Polres Sanggau Kawal Implementasi Perpres PKH Agar Tak Rugikan Masyarakat Adat
    2 jam lalu
    DPRD Sanggau dan Masyarakat Adat Keluarkan Rekomendasi Bersama Tolak Perpres PKH
    18 jam lalu
    DPRD Sanggau Tetapkan Pembagian Komisi 2024-2029, Fokus Tingkatkan Kinerja Legislatif
    23 jam lalu
  • Lainnya
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Gaya Hidup
    • Ragam
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Travel
    • Budaya
    • Otomotif
    • Kesehatan
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Halo KalbarHalo Kalbar
  • Bengkayang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kategori
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Ragam
    • Teknologi
    • Travel
  • Kalimantan Barat
    • Bengkayang
    • Kapuas Hulu
    • Kayong Utara
    • Ketapang
    • Kubu Raya
    • Landak
    • Melawi
    • Mempawah
    • Pontianak
    • Sambas
    • Sanggau
    • Sekadau
    • Singkawang
    • Sintang
Halo Kalbar > Indeks > Nasional > MBG untuk Anak, Bukan untuk Oknum: Mari Kawal Agar Tragedi Keracunan Tak Terulang
Nasional

MBG untuk Anak, Bukan untuk Oknum: Mari Kawal Agar Tragedi Keracunan Tak Terulang

VIVM
Diperbarui: 19/09/2025 0:06
VIVM
15 jam lalu
Bagikan

Kamis, 18 September 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dirancang untuk menjadi jaring pengaman gizi bagi anak-anak dan kelompok rentan — namun belakangan berubah menjadi sumber krisis: ribuan dapur MBG tercatat tetapi ‘tak ada di lapangan’, sementara ratusan siswa dirawat karena dugaan keracunan usai menyantap paket MBG. Dengan alokasi anggaran yang sangat besar, potensi penyalahgunaan kewenangan dan kerugian bagi generasi muda membuat seruan pengawasan dari pemerintah daerah dan masyarakat sipil tak bisa ditunda lagi.

Konten
Fakta-fakta inti (ringkas & berdasar sumber)Kronologi singkat masalah & dampaknyaMengapa pengawasan lokal dan masyarakat wajib diperketatTuntutan & rekomendasi konkret untuk pemerintah daerah, DPR, dan masyarakatKotak Fakta

Fakta-fakta inti (ringkas & berdasar sumber)

  • Temuan dapur fiktif: Komisi IX DPR menyebut ada sekitar 5.000 titik dapur SPPG (dapur MBG) yang tercatat namun belum beroperasi atau terverifikasi di lapangan. Ini memicu seruan audit besar-besaran.

  • Kasus keracunan massal: Dalam beberapa hari terakhir, wilayah seperti Banggai Kepulauan melaporkan lebih dari 250–277 siswa yang mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi MBG; sampel makanan diserahkan ke BPOM untuk uji laboratorium.

  • Anggaran besar: MBG dibiayai oleh APBN dengan alokasi skala besar — laporan menyebut angka mulai dari puluhan triliun (Rp51–71 triliun di tahap awal) hingga proyeksi ratusan triliun untuk cakupan penuh program di tahun-tahun mendatang. Besarnya anggaran meningkatkan risiko penyelewengan bila pengawasan lemah.

  • Respons resmi: BGN membantah sepenuhnya istilah “fiktif” untuk semua titik, mengatakan beberapa lokasi “sudah dibooking” namun belum selesai dibangun; BPOM dan polisi sedang melakukan uji laboratorium serta penyelidikan.


Kronologi singkat masalah & dampaknya

  1. Program MBG mulai berjalan 2025 dengan target jutaan penerima; distribusi dilakukan melalui jejaring SPPG/dapur lokal.

  2. Pertengahan–akhir September 2025 — laporan daerah demi daerah muncul: Banggai Kepulauan (ratusan siswa), Lamongan, Gunungkidul, dan beberapa kabupaten lain melaporkan insiden keracunan, sementara DPR mengangkat isu ribuan dapur yang belum diverifikasi. Sampel makanan dikirim ke BPOM; polisi membuka penyelidikan.

  3. Publik tergerak: orang tua, LSM, dan netizen menuntut transparansi penuh: daftar dapur, bukti verifikasi lapangan (foto geotag), bukti lab untuk tiap insiden, serta audit anggaran.


Mengapa pengawasan lokal dan masyarakat wajib diperketat

  1. Skala anggaran besar = risiko besar. Program yang mengelola puluhan—hingga ratusan—triliun rupiah berpotensi menjadi sasaran praktik curang bila kontrol lemah.

  2. Keamanan pangan butuh pengawasan nyata di dapur. Standar sanitasi, rantai dingin, dan SOP produksi mesti dipastikan di lapangan; pemeriksaan administratif saja tak cukup. Kasus keracunan menunjukkan kegagalan pada salah satu rantai ini.

  3. Dapur fiktif melemahkan jangkauan layanan. Jika alamat tercatat palsu atau “booking” digunakan untuk klaim anggaran, penerima manfaat riil kehilangan akses—anak jadi korban langsung.


Tuntutan & rekomendasi konkret untuk pemerintah daerah, DPR, dan masyarakat

  1. Buka data publik sekarang — seluruh daftar SPPG/dapur MBG, alamat, bukti foto ber-geotag, dan tanggal inspeksi wajib dipublikasikan. (Transparansi mencegah manipulasi.)

  2. Audit independen & turun lapang — BPK/BPKP atau auditor independen dikerahkan untuk memeriksa proses tender, kontrak mitra, dan realisasi anggaran. DPR telah meminta langkah serupa.

  3. Verifikasi mutu pangan oleh BPOM & Dinkes — setiap insiden wajib diuji laboratorium; hasil harus terbuka untuk publik. SOP sanitasi dan rantai dingin harus menjadi standar minimum.

  4. Sanksi tegas — bila ditemukan kelalaian atau unsur pidana (penipuan, pemalsuan data), penegakan hukum harus berjalan cepat agar jadi efek jera. Polisi sudah mulai mengamankan sampel dan memeriksa pengelola.

  5. Peran masyarakat & sekolah — komite sekolah, PKK, Kader Posyandu, dan warga diminta lakukan inspeksi mandiri (cek visual, simpan sampel sisa makanan bila perlu) dan segera melaporkan ke Dinas Kesehatan bila ada kecurigaan.

  6. Perbaikan mekanisme pengadaan & tender — proses seleksi mitra lokal harus transparan, dengan syarat kualifikasi higienis & fasilitas produksi yang dapat diverifikasi.


Kotak Fakta

  • Temuan dapur “tidak beroperasi” / diduga fiktif: ~5.000 titik (Komisi IX DPR).

  • Kasus keracunan utama: Banggai Kepulauan — 250–277 siswa (laporan polisi & media lokal; sampel dikirim ke BPOM).

  • Anggaran MBG (APBN 2025 & proyeksi): Rp51–71 triliun (alokasi awal), dengan rencana perluasan yang menyentuh ratusan triliun pada skala penuh.


MBG seharusnya menjadi benteng perlindungan gizi anak bangsa — bukan ladang peluang bagi oknum yang memanfaatkan celah administratif. Pemerintah daerah, DPR, lembaga pengawas, dan masyarakat harus bergerak bersama: transparan, audit independen, dan pengawasan lapangan harus dijalankan sekarang juga. Jika tidak, bukan hanya uang negara yang disia-siakan — melainkan masa depan generasi penerus yang menjadi taruhannya.

TAG:Dapur MBG fiktifKawal Program MBGKeracunan Massal
Bagikan
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Salin Tautan
Gimana menurut kamu?
Suka0
Sedih0
Bahagia0
Ngantuk0
Marah0
Aneh0

Terpopuler

Polda Kalbar Rilis Data Terbaru: Hampir 3,5 Juta Kendaraan Terdaftar, Pontianak Mendominasi
Bupati Sanggau Ajak Warga Jabodetabek Saksikan Kemajuan Daerah di Apkasi Otonomi Expo 2025
Pegawai Negeri Sanggau : Dominasi Golongan III, Wajah Birokrasi yang Solid dan P3K Jadi Tulang Punggung
Demo Serentak 25 Agustus? Netizen Masih Tanya: Benar Atau Hoaks?
Pemerintah Kabupaten Sanggau Gelar Acara Pameran Pembangunan Sabang Merah

Berita Menarik Lainnya

KPK Soroti Harta Wali Kota Prabumulih Usai Kasus Kepsek: Publik Desak Transparansi Kekuasaan & Kekayaan
15 jam lalu
Gelombang Keracunan MBG: Ratusan — Bahkan Ribuan — Siswa Terjangkit dalam Beberapa Hari Terakhir
15 jam lalu
Ribuan Dapur MBG Hilang Jejak: DPR Curiga Ada Mafia, Publik Menuntut Jawaban
2 hari lalu
Kabinet Merah Putih Bergoyang Lagi: 11 Pejabat Baru Reshuffle 17 September — Siapa Mereka dan Apa yang Dibawa?
2 hari lalu

Jl. Ahmad Yani No. 48 Sanggau,

Kecamatan Sanggau Kapuas
Kabupaten Sanggau
Kalimantan Barat 78513

Kalimantan Barat

  • Bengkayang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Bengkayang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang

Kanal

  • Budaya
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Teknologi
  • Travel
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Teknologi
  • Travel

Sosial Media

© 2021 - | Halo Kalbar