10 Agustus 2025 — Eropa, Ribuan warga turun ke jalan di kota-kota besar Eropa pada 9–10 Agustus 2025 dalam gelombang demonstrasi solidaritas bagi warga Gaza. Aksi-aksi ini memadati jalanan London, Berlin, Barcelona, Bilbao, Amsterdam, dan kota lain, menuntut gencatan senjata, pembukaan koridor bantuan kemanusiaan, serta pembebasan sandera—dan pada beberapa titik memicu benturan langsung dengan aparat.
London: Rekor Penahanan dan Perdebatan tentang Hak Berekspresi
Di London, unjuk rasa menentang pelarangan kelompok aktivis Palestine Action berubah tegang: Kepolisian Metropolitan menahan ratusan orang—angka penahanan yang dilaporkan berkisar pada 466 orang—menjadi salah satu penahanan massal terbesar dalam unjuk rasa tunggal di ibu kota itu. Pemerintah membela tindakan penegakan hukum atas dasar penegakan larangan, sementara aktivis HAM dan pengunjuk rasa mengecam langkah itu sebagai pembatasan kebebasan berekspresi. Aksi lanjutan juga melibatkan keluarga sandera yang menuntut pembebasan tanpa syarat.
Berlin & Jerman: Demonstrasi dan Dampak Kebijakan Nyata
Di Potsdamer Platz, Berlin, ratusan hingga ribuan berkumpul menyuarakan solidaritas. Demonstrasi di Jerman datang di tengah keputusan politik signifikan: laporan menunjukkan Jerman mulai menahan atau meninjau pengiriman senjata ke Israel, respons yang dikaitkan sebagian dengan krisis kemanusiaan di Gaza serta tekanan publik. Langkah kebijakan ini menunjukkan bahwa protes jalanan Eropa dapat berimbas langsung pada kebijakan luar negeri negara-negara besar.
Spanyol & Negara Lain: Suara Kemanusiaan yang Meluas
Di Barcelona dan kota-kota Spanyol lainnya, puluhan ribu warga berkumpul memegang spanduk yang menyerukan “bantuan tanpa hambatan” dan mengingatkan korban sipil, termasuk anak-anak. Di Bilbao sekitar 500 orang menggelar aksi damai, sedangkan di negara-negara lain—termasuk Portugal, Belanda, dan wilayah Yunani—aksi massa dan vigil menandai hari itu. Media setempat menggambarkan suasana sebagai gabungan kemarahan politik dan ratapan kemanusiaan.
Sorotan Kemanusiaan: Korban, Kelaparan, dan Tuntutan Akses Bantuan
Aksi-aksi ini kental dengan narasi kemanusiaan: demonstran memprotes kondisi kelaparan, kekurangan obat, dan laporan korban sipil yang terus meningkat di Gaza. Organisasi kemanusiaan dan beberapa media melaporkan kondisi darurat kemanusiaan yang memicu protes massal demi membuka akses bantuan.
Ketegangan & Risiko Polarisasi
Aksi massal menimbulkan ketegangan: pemerintah-pemerintah yang berusaha menjaga ketertiban menghadapi dilema antara menjamin kebebasan berkumpul dan mencegah tindakan yang menurut otoritas melanggar hukum (termasuk vandalisme atau pelanggaran keamanan). Penangkapan massal di London telah memicu kritik dari kelompok HAM yang menilai tindakan kepolisian berlebihan.

Suara dari Lapangan
“Saya di sini bukan untuk politik—saya di sini karena ini soal kemanusiaan,” ujar salah satu demonstran dalam liputan di London, sementara keluarga sandera menuntut perhatian dunia terhadap nasib kerabat mereka. Di Berlin dan Barcelona, pengunjuk rasa membawa nama-nama korban dan menyalakan lilin sebagai bagian dari vigil.
Mengapa Ini Penting untuk Eropa (dan Dunia)
-
Tekanan Publik ke Pembuat Kebijakan: Gelombang demonstrasi meningkatkan tekanan agar pemerintah Eropa mengevaluasi dukungan militer dan kebijakan luar negeri terkait konflik.
-
Dampak Kebijakan Nyata: Contoh Jerman yang menahan pengiriman senjata menunjukkan protes publik dapat mempengaruhi keputusan strategis.
-
Risiko Polarisasi Domestik: Aksi besar juga berpotensi memperdalam polarisasi politik domestik dan menimbulkan perdebatan panjang tentang batas kebebasan sipil.
Gelombang aksi solidaritas pada 10 Agustus 2025 menegaskan bahwa isu Gaza memicu empati dan kemarahan luas di masyarakat Eropa—mulai dari aksi damai hingga benturan hukum. Dampaknya sudah terlihat: dari perdebatan soal kebebasan berekspresi hingga perubahan kebijakan nyata. Perkembangan selanjutnya layak diikuti, sebab momentum publik ini bisa saja mengarah pada tekanan diplomatik dan kebijakan yang lebih besar di panggung internasional.