Selasa, 12 Agustus 2025 — Siapa yang memimpin dunia dalam pendidikan sekolah tahun ini? Data internasional terbaru menunjukkan pola yang konsisten: negara-negara Asia timur yang menekankan disiplin akademik dan beberapa negara Eropa utara yang menekankan kesetaraan serta kualitas guru berada di urutan teratas. Data inti yang menjadi rujukan adalah PISA 2022 (OECD), yang menilai kemampuan 15-tahun dalam membaca, matematika, dan sains, serta indikator enrolment dan completion dari UNESCO/Our World in Data.
Negara-negara yang sering muncul di daftar “top 10” pendidikan sekolah (berdasarkan PISA + indikator lain)
-
Singapura — Konsisten unggul terutama di matematika dan sains.
-
Macao (China) — Skor tinggi pada matematika; sistem sekolah yang terfokus pada capaian akademik.
-
Chinese Taipei (Taiwan) — Performa kuat di keseluruhan domain PISA.
-
Jepang — Stabil di peringkat atas, dengan tradisi disiplin sekolah.
-
Korea Selatan — Investasi intens pada pendidikan menengah dan persiapan perguruan tinggi.
-
Hong Kong (China) — Capaian tinggi dalam pembelajaran dasar.
-
Estonia — Pemimpin Eropa dalam hasil PISA; model keseimbangan mutu dan inklusi.
-
Finlandia / Swiss / Belanda — Negara-negara Eropa yang menonjol dalam keseimbangan mutu, inovasi kurikulum, dan dukungan sosial. (posisi relatif dapat berubah tergantung metrik).
Catatan metodologi singkat: PISA menilai hasil belajar (learning outcomes) pada usia 15 tahun; sementara indikator lain (enrolment, completion) dari UNESCO / Our World in Data mengukur akses dan partisipasi di tingkat sekolah. Gabungan metrik ini memberi gambaran lebih lengkap tentang “tingkat pendidikan” di tiap negara.
Data terbaru & tren penting
-
Skor PISA 2022 tetap menempatkan Singapura dan beberapa wilayah Asia timur di puncak untuk matematika dan sains; laporan lengkap PISA 2022 tersedia di publikasi OECD.
-
Cakupan sekolah menengah (enrolment) menunjukkan banyak negara maju memiliki gross/net enrolment yang sangat tinggi; Our World in Data (yang memproses data UNESCO UIS) menyediakan grafik dan pembaruan terbaru yang menunjukkan tren ini.
-
Data UNESCO (World Education Statistics 2024/2025) mengonfirmasi bahwa gross enrolment di tingkat tertier dan menengah terus naik global, dengan beberapa negara mencapai >100% gross enrolment karena inklusi usia non-standar.
-
Analisis agregat dan ringkasan visual (mis. Visual Capitalist / CBRE) menunjukkan bahwa proporsi orang dewasa berpendidikan tinggi (tertiary) sangat tinggi di beberapa negara Eropa (Irlandia, Swiss, Belgia) — namun itu metrik berbeda (pendidikan tinggi, bukan hasil PISA sekolah). Pembandingan antar-metrik perlu kehati-hatian.
Mengapa negara-negara ini unggul? (pelajaran singkat)
-
Kualitas & status guru: pelatihan berkelanjutan dan insentif profesional meningkatkan kualitas pengajaran.
-
Kurilulum & penilaian fokus pada literasi & numerasi sejak dini sehingga fondasi kuat terbentuk sebelum usia 15 tahun.
-
Sistem dukungan sosial & akses (beasiswa, layanan remedial, kebijakan inklusi) menjaga agar anak tetap bersekolah sampai usia menengah.
-
Budaya dan ekspektasi sosial terhadap pendidikan—khususnya di Asia Timur—mendorong pencapaian akademik tinggi.
Tabel ringkasan (sumber gabungan: OECD PISA 2022, Our World in Data, UNESCO UIS, Visual Capitalist/CBRE)
Aspek | Sumber Data Terbaru |
---|---|
Hasil belajar (PISA 2022) | OECD — PISA 2022 Results. |
Enrolment & completion (sekunder/tertier) | Our World in Data (memproses data UNESCO UIS, update 2024–2025). |
Statistik pendidikan dunia (ringkasan) | UNESCO Institute for Statistics — World Education Statistics 2024. |
Persentase populasi berpendidikan tinggi | Visual Capitalist / CBRE summary (ringkasan 2025). |
Data terbaru menunjukkan bahwa tidak ada “satu resep” tunggal — negara-negara terbaik menggabungkan kualitas guru, kurikulum berfokus pada dasar literasi & numerasi, dan jaringan dukungan sosial untuk memastikan partisipasi penuh. Bagi Indonesia, fokus pada peningkatan kualitas guru, program remedial pasca-pandemi, dan memperluas akses pendidikan menengah dapat memberi dampak terbesar dalam jangka menengah.