Internasional, 30 Agustus 2025 – Gelombang demonstrasi besar-besaran yang mengguncang Indonesia pada 30 Agustus 2025 terus menjadi sorotan, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kancah internasional. Sejumlah media asing ternama, mulai dari The Guardian, Al Jazeera, hingga South China Morning Post, menyoroti eskalasi aksi massa yang berhasil menembus halaman gedung parlemen hingga menjalar ke berbagai kota besar.
Sorotan dunia internasional banyak menekankan pada ketidakpuasan rakyat terhadap praktik korupsi dan gaya hidup mewah anggota dewan. Dukungan moral pun mengalir dari berbagai komunitas diaspora Indonesia di luar negeri. Di platform seperti X (Twitter), Instagram, hingga Facebook, muncul tagar solidaritas seperti #StandWithIndonesia dan #FightCorruption, yang menegaskan dukungan global terhadap perjuangan rakyat Indonesia.
Namun, di tengah derasnya simpati masyarakat internasional, muncul dinamika yang memicu kontroversi di dalam negeri. Sejumlah jurnalis dan buzzer di media sosial justru tampak membela langkah kenaikan gaji dan tunjangan anggota dewan, sekaligus menyalahkan masyarakat yang melakukan aksi unjuk rasa. Narasi mereka menyebut demonstrasi sebagai tindakan “anarkis” yang merugikan stabilitas politik dan ekonomi.
Kritik pun bermunculan. Warganet menilai sikap sebagian media dan buzzer ini tidak lepas dari kedekatan mereka dengan elit politik, bahkan ada dugaan mereka mendapatkan keuntungan finansial dari pihak yang diuntungkan. “Mereka hanya peduli kantong pribadi, bukan penderitaan rakyat,” tulis salah satu komentar viral di Facebook, yang disukai puluhan ribu pengguna.
Sejumlah analis media melihat fenomena ini sebagai bukti fragmentasi peran jurnalisme di Indonesia. Sebagian jurnalis berdiri di sisi rakyat dengan melaporkan realitas di lapangan, sementara sebagian lainnya diduga melanggengkan narasi elit demi kepentingan tertentu. “Jika media kehilangan keberpihakannya pada rakyat, maka demokrasi sedang menghadapi krisis kepercayaan yang serius,” ujar seorang pengamat media dari LBH Pers dalam sebuah diskusi daring di YouTube.
Di sisi lain, dukungan internasional terus mengalir. Warganet dari Malaysia, Jerman, hingga Amerika Serikat mengungkapkan rasa simpati mereka terhadap perjuangan rakyat Indonesia melawan praktik korupsi. Video solidaritas yang diunggah komunitas mahasiswa Indonesia di Berlin menjadi viral di Instagram, memperlihatkan aksi doa bersama dan seruan agar dunia internasional lebih memperhatikan perkembangan di Indonesia.

Dengan situasi yang terus memanas, demonstrasi ini kini bukan hanya isu lokal, tetapi sudah menjadi perhatian global. Di satu sisi, rakyat Indonesia mendapatkan dukungan luas dari komunitas internasional. Namun di sisi lain, mereka juga menghadapi propaganda dari sebagian media dan buzzer yang diduga berafiliasi dengan elit politik, memperlebar jurang antara rakyat dan penguasa.