Selasa, 20 September 2025 – Musim hujan yang datang lebih awal dan intensitas hujan yang meningkat membawa lebih dari sekadar payung basah: banjir dan genangan memperbesar risiko penyakit air (seperti diare dan leptospirosis), penyakit yang ditularkan nyamuk (demam berdarah), serta gangguan pernapasan dan kesehatan mental. Pemerintah dan pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk berwaspada dan menerapkan langkah pencegahan sederhana namun efektif.
Apa saja bahaya kesehatan utama saat musim hujan?
1. Penyakit yang ditularkan melalui vektor (nyamuk) — demam berdarah (DBD), malaria
Curah hujan dan genangan meningkatkan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti sehingga kasus DBD biasanya melonjak pada musim hujan. Banyak studi menunjukkan hubungan kuat antara variabel iklim (curah hujan, kelembapan) dan gelombang kasus demam berdarah.
2. Penyakit akibat air dan sanitasi buruk — diare, tifus, kolera
Banjir sering mencemari sumber air minum dengan limbah sehingga meningkatkan risiko penyakit bawaan air. WHO menekankan bahwa pencemaran fasilitas air dan sumber air minum adalah faktor utama setelah banjir.
3. Leptospirosis — ancaman tersembunyi setelah banjir
Leptospirosis disebabkan bakteri yang dapat masuk lewat kulit atau luka saat kontak dengan air yang terkontaminasi urin hewan (terutama tikus). Kasus leptospirosis sering meningkat pasca-banjir; pedoman pencegahan dari CDC dan studi lokal mencatat korelasi ini.
4. Infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan gangguan pernapasan
Cuaca dingin-lokasi tertentu dan kelembapan tinggi meningkatkan kejadian ISPA—anak-anak dan lansia paling rentan. Beberapa penelitian lokal menunjukkan hubungan antara kenaikan kelembapan/curah hujan dengan peningkatan kasus ISPA.
5. Penyakit kulit, cedera, dan masalah kesehatan mental
Kondisi lembap mempermudah jamur dan infeksi kulit; kegiatan pasca-banjir meningkatkan risiko luka yang dapat terinfeksi. Selain itu, pengalaman banjir dan pengungsian dapat menimbulkan stres dan masalah kesehatan mental jangka pendek atau panjang.

Bukti & data singkat
-
BMKG melaporkan tren musim hujan yang datang lebih awal dan peningkatan risiko hidrometeorologi (banjir/longsor).
-
Kementerian Kesehatan menyoroti lima penyakit yang sering muncul di musim hujan: influenza, DBD, diare, penyakit kulit, dan leptospirosis — serta strategi penanggulangan DBD nasional.
-
Tinjauan ilmiah dan artikel pasca-banjir mencatat lonjakan penyakit yang ditularkan lewat air dan vektor setelah banjir besar.
Langkah pencegahan
di rumah
-
Pastikan air minum bersih: rebus atau pakai air kemasan bila sumber air diragukan.
-
Buang atau tutup tempat penampungan air yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk (ban bekas, pot, wadah terbuka). Lakukan 3M plus (menguras, menutup, mengubur) sesuai program Kemenkes.
-
Jaga kebersihan lingkungan: bersihkan selokan dan area genangan, buang sampah teratur. Kampanye kebersihan pasca-hujan efektif menurunkan risiko penyakit.
saat banjir / berada di genangan
-
Hindari kontak langsung dengan air banjir bila memungkinkan; jika terpaksa, gunakan sepatu karet dan sarung tangan. Jangan biarkan luka terbuka terendam.
-
Jika ada gejala demam tinggi, sakit kuning (jaundice), masalah pernapasan, muntah/ diare berat—segera ke fasilitas kesehatan. Kemenkes menganjurkan pemeriksaan dini.
peran masyarakat & pemerintah
-
Partisipasi dalam fogging saat diperlukan (sesuai pedoman lokal), kegiatan pemberantasan sarang nyamuk terkoordinasi, serta program penyuluhan kesehatan menjelang musim hujan. Contoh program pembersihan drainase setelah hujan di beberapa daerah efektif menekan wabah.