Gaza, 22 Agustus 2025 — Ketegangan di Gaza kembali memuncak. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan telah memerintahkan pembahasan soal pembebasan seluruh sandera dan “akhir perang” sembari menyetujui rencana militer untuk merebut Gaza City. Keluarga sandera dan PBB mengingatkan, operasi penuh ke kota itu berisiko memperparah korban sipil dan mengancam keselamatan para sandera.
Sementara itu, mediator Qatar–Mesir melanjutkan dorongan gencatan senjata. Hamas menyebut telah menerima draft truce terbaru dan siap kembali ke meja perundingan—namun Israel belum menyatakan setuju, dengan dalih keamanan jangka panjang dan tuntutan pembebasan sandera.
Di lapangan, serangan udara dan pertempuran berlanjut. Kementerian Pertahanan Israel memperingatkan Gaza City bisa mengalami kehancuran seperti wilayah lain jika Hamas tak menyerah dan melepas sandera. Laporan hari ini menyebut sedikitnya belasan warga tewas dalam satu serangan di sebuah sekolah yang menampung pengungsi. AP dan media internasional mencatat eskalasi ini terjadi bersamaan dengan perdebatan internal Israel dan tekanan global untuk gencatan senjata.
Di sisi kemanusiaan, PBB/UNOCHA melaporkan pasokan bantuan masih tersendat. Sejak Rafah ditutup, alur diarahkan ke Kerem Shalom dengan bottleneck tajam—dari ratusan truk saban hari, hanya puluhan yang menembus pemeriksaan dan izin masuk. Update situasi terbaru PBB (20–21 Agustus) menegaskan kebutuhan mendesak pangan, gizi, layanan kesehatan, air bersih, dan perlindungan sipil. Laporan lapangan Reuters menggambarkan antrian truk yang “mengendap” di gudang dan pinggir jalan Mesir.
Peringatan internasional datang dari PBB dan Palang Merah yang menilai ofensif penuh ke Gaza City berpotensi menyeret lebih dari sejuta warga ke situasi “bencana”. Organisasi kemanusiaan menekankan hak akses aman bagi bantuan dan evakuasi medis.
Di X/TikTok, dua narasi besar mendominasi: (1) desakan gencatan senjata + akses bantuan, (2) seruan “bebaskan sandera sekarang” bersamaan kritik pada keputusan militer. Cuplikan konferensi pers keluarga sandera dan video antrean truk bantuan paling banyak dibagikan, memantik perdebatan atas efektivitas mediasi dan hambatan logistik. (Ringkas dari pemantauan unggahan media & warganet yang mengutip laporan ToI/AP/Reuters/UNOCHA).
